Home » » Cara mengatasi Rasa bersalah

Cara mengatasi Rasa bersalah


jika anda punya pertanyaan kenapa ya, saya merasa  kadang-kadang diliputi oleh rasa bersalah yang berlebihan? Saya kerap menyesali suatu tindakan yang tidak perlu atau dibayangi pengalaman yang memalukan, dan rasa bersalah ini suka muncul berulang-ulang dan kerap membuat saya tertekan. Apakah yang saya alami ini sebenarnya? Bagaimana cara mengatasinya?

Maka jawabannya adalah :
Rasa bersalah timbul jika kita merasa ada yang salah dengan tindakan kita dan mungkin telah menyebabkan orang lain dirugikan. Pada kondisi tertentu hal ini bisa dipahami dan bisa terjadi pada semua orang. Namun jika keadaannya rasa bersalah itu muncul dan menimbulkan rasa kecemasan yang terus menerus bahkan hal-hal yang tidak logis mulai muncul, maka apa yang dialami mungkin adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan Gangguan Kecemasan Menyeluruh.
Orang yang mengalami hal ini biasanya dipenuhi kekhawatiran pada hampir semua segi kehidupannya bahkan untuk sesuatu yang belum terjadi. Anda bisa melakukan upaya dengan melatih pikiran anda untuk logis jika
memandang kondisi tertentu yang membuat anda cemas, tanya kepada diri anda sendiri apakah perlu dan logis saya merasakan hal ini.
Berhubungan dengan rasa bersalah terhadap apa yang pernah anda lakukan, anda harus mulai memaafkan diri anda sendiri agar menjadi nyaman. Semua dimulai dari kita dan akan diakhiri oleh kita juga.

Cara menyiasatinya

Untuk menyiasati guilty feelings berlanjut, ada berbagai tahapan praktis latihan (dalam latihan ini, kita gunakan kasus L tsb) dengan cara sbb.

(1) Analisis masalah: bila pada masa lalu, misalnya kita dihadapkan pada tekanan psikis dan fisik yang di luar kemampuan kita untuk mengatasinya, tentu saja kehidupan lanjut akan diwarnai oleh perasaan tertekan.

Rasa tertekan di rumah bisa saja membuat diri kita berontak di luar rumah (main dengan siapa saja, melampiaskan kebutuhan lepas dari tekanan dengan bergaul dengan teman yang kurang baik, terbawa nakal, dan menggunakan narkoba, sebagai upaya penguatan eksistensi diri di luar rumah, yang justru sekembalinya di rumah makian dan kemarahan orangtua mengembalikan perasaan tertekan, cemas, dan kurang yakin diri. Perkembangan lanjut membuat kita secara berlanjut menempatkan diri kita di bawah kemampuan orang lain (kita tolol, goblok, dll). Perkembangan tersebut merupakan ranah emosional.

(2). Lakukan segera mobilisasi peran kognisi (rasio). Pada kesempatan ini kita bersama melatih diri untuk mampu menyiasati perasaan bersalah ini dengan upaya pendekatan kognitif, yaitu melatih diri untuk berupaya mengalihkan dominasi peranan emosi dengan peranan kognisi dengan langkah praktis mengacu terhadap keberhasilan lepas dari narkoba, menjadi dokter dan sukses sebagai dokter PTT.

Jadi, dengan melakukan penilaian diri bahwa kita bisa bermanfaat bagi lingkungan sosial kita. Bandingkan keberhasilan diri dengan kakak, dan berikan nilai positif pada diri kita. Carilah keberhasilan lain yang telah kita lakukan agar rasa kurang yakin diri dan rendah diri secara bertahap meningkat.

(3). Pikir dan pikir lagi, kemudian tentukan apa yang akan kita kerjakan demi kebangkitan diri (untuk kasus L, segera rencanakan rangkaian aktivitas terencana, pilih jenis studi spesialisasi, lakukan berbagai persiapan). Lakukan aktivitas nyata segera. Pelan tapi pasti rasa salah akan digantikan dengan optimisme menjelang masa depan yang lebih cerah.

Cobalah melatih cara menyiasati guilty feelings dengan cara praktis tersebut di atas, tentu saja sesuai dengan permasalahan yang kita hadapi.

Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Siip bro..
    mampir iia http://coretan-fauzi.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu saja bro...
      terimakasih atas kunjungannya ya...

      Hapus

Silahkan berkomentar dengan menggunakan kata yang Sopan...
Trims...

Languange

English German Russian Japanese Arabic Chinese Simplified

Chat